#STAIDRA BERLIAN#

Leave a Comment

Staidra Berlian
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Drajat, atau yang terkenal dengan sebutan STAIDRA. Kampus dipesisir pantai utara ini, tepatnya didesa kranji paciran lamongan, dan dalam satu naungan pondok pesantren TARBIYATUT THOLABAH, sudah sangat lama berdiri. Kurang lebih 20 tahun lamanya, dan hingga saat STAIDRA masih eksis didunia perkuliahan.
Awal STAIDRA diketuai langsung oleh KH. Muhammad baqir adlan, dan diteruskan oleh Dr. Kh. Ma’shum, kemudian estafet kepemimpinan STAIDRA di ambil alih oleh bapak Nurul Yaqin, S.pd, M.Pd, dan sekarang Dr. Imam azhar menjadi kepercayaan untuk mengemban amanat dalam menjalankan STAIDRA mencapai kampus yang mampu bertahan dalam mengarungi era globalisasi saat ini.
Diera saat inilah, nama STAIDRA semakin melambung tinggi dan dari tahun ke tahun mahasiswa STAIDRA semakin banyak, karena dari jurusan yang ada di STAIDRA pun juga semakin banyak, mulai dari jurusan TARBIYAH, ada prodi PAI, PGMI, PGTK dan PGPAUD. Kemudian jurusan DAKWAH ada prodi KPI dan PMI. Ada juga jurusan baru yakni USHULUDDIN prodi IAT dan jurusan EKONOMI SYARI’AH prodi ES.
STAIDRA juga sudah mempunyai banyak dosen yang sudah bergelar Doktor, hampir 8/9 dosen diSTAIDRA bergelar doktor, itu menunjukkan bahwa tenaga pengajar STAIDRA tidak bisa dipandang sebelah mata, dan pastinya kualitas mahasiswanya pun pasti berbeda dengan mahasiswa dikampus lain yang ada dilamongan.






Kampus Pesantren
Hanya satu kampus dari berbagai kampus yang ada di lamongan ini yang masih dibawah naungan pondok pesantren, yaitu STAIDRA. Dibawah naungan yayasan TARBIYATUT THOLABAH, staidra menjelma sebagai kampus yang religus, itu terlihat dari segi penampilan mahasiswanya, yang tidak diperbolehkan memakai celana panjang bagi yang perempun, dan wajib berhijab. Begitupula dalam berkendaraan, tidak boleh bagi mahasiswa berboncengan layaknya suami istri, bagi laki-laki ataupun perempuan.
Mahasiswa STAIDRA disamping harus taat pada aturan kampus, juga harus menomer satukan aturan yang telah ditetapkan pengasuh pondok terhadap bagaimana sopan santun dalam memasuki kampus yang ada dalam lingkungan pesantren, tidak bisa se enaknya sendiri, dan juga partisipasi dalam memeriahkan haul pondok misalnya. Dan masih banyak lagi pastinya keistimewaan kampus yang ada dalam lingkungan pesantren ini.

Kampus Bahari Putih
STAIDRA saat ini mempunyai dua gedung, satu dilingkungan pondok, dan yang kedua gedung ditepi pantai. Sesuai namanya,yaitu bahari. Dan nama putih dibelakang nama bahari adalah sebagai tanda bahwa putih berarti suci, dan pada dasarnya sesuatu yang suci itu baru, dasar atau awal dari sebuah permulaan. Karena gedung bahari ini termasuk bangunan yang baru selesai dibangun, maka nama putih tersebut disandang bagi gedung staidra yang ada dipinggir laut itu.
Dari letaknya pun, kampus baru STAIDRA ini bisa menjadi daya tarik tersendiri yang sangat baik, karena disamping kampus pinggir laut, kampus ini pun di pinggir jalan pas, depannya kampus pun ada sebuah cafe yang setiap sorenya full dengan anak-anak remaja, begitupula disebelah timurnya kampus ada sebuah balai pengobatan, atau medika. Maka dari itu, 5 tahun kedepan STAIDRA bakal menjadi sebuah kampus satu-satunya yang ada dipinggir laut dengan mahasiswa yang sangat banyak. Amiin...

Suara STAIDRA, 100,2 Fm
STAIDRA sebagai kampus yang mempunyai jurusan dakwah prodi KPI, komunikasi penyiaran islam mempunyai studio radio sebagai alat praktik siaran. Baik secara langsung online ataupun recorded, rekaman. Radio STAIDRA disamping sebagai praktik, juga sebagai media promosi kampus, khususnya dijurusan komunikasi penyiaran islam. Tetapi, kelemahan dari radio STAIDRA ini, hanya bisa didengar kurang lebih berjarak 3 km, dan ini menjadi penghambat untuk media promosi, disamping itu, dari pihak mahasiswanya sendiri tidak ada yang mahir dalam penyiran radio, maka dari sebab-sebab itu radio STAIDRA vakum dalam dunia pempromosian,dan hanya sebagai alat praktik belaka.
Radio STAIDRA ada baru pada tahun 2012 dan berkembang, awalnya dari mahasiswa KPI sendiri, sebut saja namanya alex sugiman, dan kemudian diteruskan oleh ghofur. Yang pada awalnya siaran dilingkup pesantren saja, entah itu dari pengajian dari ustadz atau kyai, hingga salam salam yang dilakukan para santri untuk meriquest lagu-lagu, dan itu berlangsung kurang lebih 2 bulan. Hingga akhirnya ditahun 2014.an suara STAIDRA tidak pernah muncul lagi ditelangi para santri.

STAIDRA move to IAI TABAH
STAIDRA sebagai nama sebuah kampus sejak dulu, kini berpindah nama menjadi IAI TABAH, seiring dengan kemajuan pemimpin STAIDRA yang sangat mempertahankan  perjuangan para ketua terdahulu hingga akhirnya dari nama SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT berubah menjadi sebuah nama INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH, itu karena perjuangan dari dosen-dosen khususnya ketua staidra saat ini dan para pembantu ketua.
Kemarin pada hari ahad, pak kholiq salah satu dari dosen pergi ke jakarta untuk mengambil surat keterangan peresmian nama INSTITUT, dan kemungkinan tahun depan nama STAIDRA akan berpindah nama menjadi IAI TABAH. Dan semoga nama IAI TABAH menjadi sebuah nama yang memberikan keberkahan tersendiri bagi para mahasiswanya dan begitu pula pada dosen-dosen pembimbing.     
OM TELOLET OOOM..!!!
Kalimat “Om telolet om”, menjadi sangat mendunia diberbagai kalangan dan daerah, baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Dan dari daerah yang sepi penduduk hingga yang ramai, hampir semua mendengar dan tau kalimat “om telolet om”, padahal kegiatan itu hanyalah sebuah pekerjaan meminta klakson dari sopir bus yang mengendarai, karena klakson bus yang berbunyi “telolet” menjadi sebuah jargon tersendiri bagi anak-anak dalam meminta sopir bus untuk membunyikan suara klaksonnya.
Kegiatan meminta sopir untuk membunyikan suara bel bus nya itu awalnya diperkenalkan oleh bukan orang indonesia sendiri, melainkan dari orang luar, yang katanya kegiatan ini adalah bentuk strategi orang yahudi untuk melalaikan kegiatan yang telah terjadi di indonesia yaitu masalah 4 november. Yang pada ininya orang islam tidak memperhatikan kembali kasus yang terjadi pada masalah ahok yang menistakan agama.
Maka dari itu, para media penyiaran bersengaja untuk memalingkan perhatian kita yang awalnya sangat tertuju pada masalah penistaan agama hingga akhirnya beralih ke pemberitaan “om telolet om”.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar